Antara Sigalegale dan Mie Instan

#Jika Dulu Begini,

Siapa yang tak kenal Danau Toba? Yang warna airnya biru, yang memiliki banyak sekali ikan mujahir segar?

Siapa yang tak kenal Pulau Samosir? Yang punya makam raja-raja, punya pertunjukan Sigale-gale, punya banyak suvenir?

Siapa yang tak kenal nama Parapat, Tomok, Tuktuk, Ambarita, Pangururan yang selalu ramai dengan wisatawan?

##Bagaimana Saat Ini?

Siapa yang tidak pernah menyaksikan tebaran sampah di tepi Danau Toba?

Siapa yang tidak pernah melihat tumpukan eceng gondok di atas Danau Toba?

Siapa yang tidak pernah melihat lokasi makam raja semakin sepi?

Siapa yang tidak pernah menyaksikan pakaian boneka Sigalegale sudah semakin lusuh?

Siapa yang tidak pernah menyaksikan suvenir yang dipajang di Tomok adalah batik?

Siapa yang tidak pernah menghitung semakin sepinya Parapat, Tomok, Tuktuk, Ambarita, Pangururan dan tempat sekitarnya?

Siapa yang tidak pernah menyaksikan hotel-hotel yang sudah ditutup dan kehilangan masa kejayaannya?

###Dan Nanti?

Siapakah yang ingin Danau Toba tetap bersih dan biru?

Siapakah yang masih mau membuang sampah ke Danau Toba?

Siapakah yang punya semangat untuk membersihkan eceng gondok di Danau Toba?

Siapakah yang ingin Danau Toba menjadi ramai lagi? Makam raja-raja dan tarian Sigalegale menjadi lokasi menarik?

Siapakah yang ingin masyarakat di lokasi wisata itu semakin maju, pintar berusaha?

Siapakah yang ingin suvenir di Tomok menjadi oleh-oleh yang dinanti?

Siapakah yang ingin Parapat, Tomok, Tuktuk, Ambarita, Pangururan dan lokasi lainnya menjadi sangat ramai oleh pengunjung yang jatuh cinta pada keindahan Danau Toba dan keramahan penghuninya?

####Penutup

Apakah yang sudah kau lakukan untuk membuat Danau Toba bergairah kembali?  Tak sekedar menyaksikan Sigalegale menari-nari dengan pakaian lusuh, atau menyaksikan penjaja mie instan dengan termos ditenteng, menawarkan dagangannya di setiap sudut Tomok.

*Pertanyaan panjang dalam pikiran, dalam perjalanan menyeberangi Danau Toba, di sebuah kapal, berteman segelas kopi*

Samosir, 29 Januari 2012

 

Malu Dong Kalau Belum Pernah ke Tarutung ;)

Jadi, begini ceritanya. Saya yang asli orang Tarutung, diajak untuk ikut mendampingi Prof. Guido dan Ineke dari Belanda, untuk berwisata selama sehari di Tarutung.

Dalam perjalanan menuju Tarutung, saya dan tim yang berangkat singgah sebentar di Desa Gurgur dan menyaksikan keindahan liukan pegunungan dan birunya Danau Toba, takjub…keren…

Tempat pertama yang dikunjungi di Tarutung adalah toko produksi Kacang Sihobuk dan kopi di Desa Siualuompu. Mau tahu rasa kacang dan kopinya? Mantappp… Lalu?